Minggu, 10 September 2017

BERITA BESAR: PENEMUAN VIRUS TERBARU YANG MENYERANG HAMPIR SETIAP MANUSIA MASA KINI!


Pernah sakit flu? Apa patogen penyebab penyakitnya? Virus.
Pernah sakit cacar? Apa patogen penyebab penyakitnya? Virus.
Pernah sakit herpes? Apa patogen penyebab penyakitnya? Virus.
Kalau penyakit yang ditandai dengan gejala susah bangun dari tempat tidur, lebih suka berdiam diri di suatu tempat dan tidak melakukan apa-apa, kira-kira penyebabnya apa ya? Virus, kah?
Ya, uraian diatas merupakan gejala dari penyakit yang disebabkan oleh virus, virus M namanya, atau virus MAGER! Fenomena ke-mager-an seolah menjadi sesuatu yang sangat biasa, saking banyaknya orang pernah mengalami hal ini. Awalnya aku merasa biasa aja, menganggap mager hal yang wajar. Sampai aku sendiri merasakan penyakit yang disebabkan oleh virus ganas satu ini, sampai pusing memikirkan apa penawar tepat yang bisa menyembuhkanku dari penyakit ini.
Sejak dulu, aku bukan tipe orang yang aktif dikegiatan non-akademik. Bisa dibilang hal langka bagiku untuk punya teman di sekolah selain teman sekelas. Hal ini terus berlanjut sampai saat ini, sampai pada detik aku menulis cerita ini. Aku selalu merasa ragu untuk terlalu terlibat dalam hal apapun yang berbau non-akademik, yang berpotensi membuatku harus memilih salah satu, dan pasti aku memilih hal terkait akademik. Itu pasti. Seperti sudah otomatis.
Menginjak masa kuliah, ada keinginan dalam diri untuk berubah. Ada rasa, masa iya aku mau gini-gini aja? Masa iya udah kuliah tapi kualitas diri masih segitu-segitu aja? Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti beberapa kegiatan non akademik. Yang pertama adalah kuputuskan mengikuti komunitas mengajar di kampus, sebab aku suka mengajar. Namun kemudian semakin hari aku semakin merasa komitmenku melemah, tidak sekuat dahulu ketika aku berusaha untuk bisa menjadi bagian dari komunitas itu. Aku menjadi sering menghilang, berusaha untuk tidak bertemu orang-orang komunitas itu di kampus, dan tidak membalas pesan-pesan dari mereka. Benar-benar seperti aku menghilang dari peradaban.
Kedua, aku memutuskan ikut unit sastra, sebab aku suka menulis dan membaca, bukan karena selera sastraku tinggi, karena seleraku standar-standar saja. Awalnya aku antusias, namun karena beberapa hal salah satunya kegiatan unit yang mulai hidup menjelang malam, akhirnya aku menjadi anggota yang sangat pasif. Kegiatan unit yang kuikuti hanya submisi karya, dan aku hanya tiga kali mengunjungi sekre unit itu: pada pertemuan pertama, pada saat wawancara dengan ketua unit, dan pada malam penghargaan karena Alhamdulillah aku dianugerahi penghargaan Karya Puisi Terbaik. Setelahnya? Aku menghilang lagi.
Ketiga, aku menjadi koordinator salah satu divisi pada acara pengabdian masyarakat yang berlangsung selama satu semester. Aku benar-benar ikut serta dalam kegiatan itu, dan aku akui fokusku dalam kuliah menjadi benar-benar kacau. Aku mulai berani buka hp di kelas untuk bales chat, aku selalu tidur setelah lewat tengah malam dan akhirnya selalu mengantuk di kelas. Nilaiku? Jangan ditanya lagi, sudah pasti turun. Akan tetapi, jujur dalam hatiku yang terdalam, aku tidak menyesal.
Keempat, aku pernah hendak mengikuti kepanitiaan terpusat, salah satu kepanitiaan terbesar di kampus. Anehnya, setiap waktu diklat panlap, aku selalu sakit. Akhirnya, aku memutuskan mengundurkan diri.
Dan dekat-dekat ini, sebenarnya aku terlibat dua hal, terkait komunitas mengajar dan unit sastra yang kuikuti. Kebetulan, ada teman satu jurusan yang juga mengikuti keduanya dan sangat aktif. Sekitar dua hari yang lalu, temanku sebut saja X mengajakku bicara tentang keterlibatanku. Dia memberiku nasihat, tentang aku yang tiba-tiba menghilang. Aku pun cukup kaget karena dia membahas hal ini. Diakhir, dia mengajakku untuk ikut acara penerimaan anggota baru unit. Sudah aku niatkan untuk datang, tapi akhirnya aku tidak datang. Sampai aku tidak membalas chat dari X pada siang hari menjelang acara dimulai. Bahkan beberapa hari sebelumnya aku tiba-tiba tidak jadi mengikuti wawancara dan microteaching untuk menjadi pengajar anak SMP, SMA. Berbeda dengan cerita sebelumnya, semua terjadi bukan karena aku sibuk, tapi karena aku MAGER! Dan selalu, diakhir aku merasa menyesal dan baru sadar bahwa hanya karena mager, aku kehilangan semua kesempatan itu, dan berujung pada penyesalan.
Aku cerita pada Mama, dan Mama memberiku beberapa nasihat. 
Satu yang terpenting adalah motivasi, sebab pendirian seseorang tidak akan mudah goyah jika ada pilar motivasi dibalik semua itu. 
Bahkan Mama sampai bercerita bahwa waktu SMA, Mama sampai rela pulang sekolah jalan kaki demi bisa beli es dawet durian. Sederhana memang, tapi motivasi yang kuat itu yang utama.
Maka, kawan-kawanku semua, jika kalian sama sepertiku, masih sering terserang mager, yuk coba bangkit! Mulai coba banyak hal, cari apa yang kamu suka, kembangkan hobi yang dimiliki, karena masa muda yang kita miliki benar-benar sangat berharga.
Apabila kamu sama sepertiku, yang lebih cenderung pada hal akademik dibandingkan non-akademik, menurutku tidak masalah. 
Jangan terlalu bandingkan dirimu dengan mereka yang bisa aktif berorganisasi dan melibatkan diri dalam kegiatan non-akademik namun kualitas akademiknya juga bagus. Itu potensi yang dia miliki, dan kamu punya potensimu sendiri. 
Akan tetapi, jika kamu ingin mencoba untuk bisa menyeimbangkan keduanya, selamat berjuang! Semoga sukses!
Intinya adalah, setiap diri dari kita itu berpotensi. Dan virus mager bila terus dipelihara bisa menurunkan potensi yang kita miliki. Nah, pilihan ada pada kita: mau berdiam diri membiarkan potensi terus terkikis atau berjuang menjadi versi terbaik dari diri sendiri? Tentukan pilihanmu…. Sekarang!



Share:

0 komentar:

Posting Komentar