Pernah
sakit flu? Apa patogen penyebab penyakitnya? Virus.
Pernah
sakit cacar? Apa patogen penyebab penyakitnya? Virus.
Pernah
sakit herpes? Apa patogen penyebab penyakitnya? Virus.
Kalau
penyakit yang ditandai dengan gejala susah bangun dari tempat tidur, lebih suka
berdiam diri di suatu tempat dan tidak melakukan apa-apa, kira-kira penyebabnya
apa ya? Virus, kah?
Ya,
uraian diatas merupakan gejala dari penyakit yang disebabkan oleh virus, virus
M namanya, atau virus MAGER! Fenomena ke-mager-an seolah menjadi sesuatu yang
sangat biasa, saking banyaknya orang pernah mengalami hal ini. Awalnya aku
merasa biasa aja, menganggap mager hal yang wajar. Sampai aku sendiri merasakan
penyakit yang disebabkan oleh virus ganas satu ini, sampai pusing memikirkan
apa penawar tepat yang bisa menyembuhkanku dari penyakit ini.
Sejak
dulu, aku bukan tipe orang yang aktif dikegiatan non-akademik. Bisa dibilang
hal langka bagiku untuk punya teman di sekolah selain teman sekelas. Hal ini
terus berlanjut sampai saat ini, sampai pada detik aku menulis cerita ini. Aku selalu
merasa ragu untuk terlalu terlibat dalam hal apapun yang berbau non-akademik,
yang berpotensi membuatku harus memilih salah satu, dan pasti aku memilih hal
terkait akademik. Itu pasti. Seperti sudah otomatis.
Menginjak
masa kuliah, ada keinginan dalam diri untuk berubah. Ada rasa, masa iya aku mau
gini-gini aja? Masa iya udah kuliah tapi kualitas diri masih segitu-segitu aja?
Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti beberapa kegiatan non akademik. Yang pertama
adalah kuputuskan mengikuti komunitas mengajar di kampus, sebab aku suka
mengajar. Namun kemudian semakin hari aku semakin merasa komitmenku melemah,
tidak sekuat dahulu ketika aku berusaha untuk bisa menjadi bagian dari
komunitas itu. Aku menjadi sering menghilang, berusaha untuk tidak bertemu
orang-orang komunitas itu di kampus, dan tidak membalas pesan-pesan dari
mereka. Benar-benar seperti aku menghilang dari peradaban.
Kedua,
aku memutuskan ikut unit sastra, sebab aku suka menulis dan membaca, bukan
karena selera sastraku tinggi, karena seleraku standar-standar saja. Awalnya aku
antusias, namun karena beberapa hal salah satunya kegiatan unit yang mulai
hidup menjelang malam, akhirnya aku menjadi anggota yang sangat pasif. Kegiatan
unit yang kuikuti hanya submisi karya, dan aku hanya tiga kali mengunjungi
sekre unit itu: pada pertemuan pertama, pada saat wawancara dengan ketua unit,
dan pada malam penghargaan karena Alhamdulillah aku dianugerahi penghargaan
Karya Puisi Terbaik. Setelahnya? Aku menghilang lagi.
Ketiga,
aku menjadi koordinator salah satu divisi pada acara pengabdian masyarakat yang
berlangsung selama satu semester. Aku benar-benar ikut serta dalam kegiatan
itu, dan aku akui fokusku dalam kuliah menjadi benar-benar kacau. Aku mulai
berani buka hp di kelas untuk bales chat,
aku selalu tidur setelah lewat tengah malam dan akhirnya selalu mengantuk di
kelas. Nilaiku? Jangan ditanya lagi, sudah pasti turun. Akan tetapi, jujur
dalam hatiku yang terdalam, aku tidak menyesal.
Keempat,
aku pernah hendak mengikuti kepanitiaan terpusat, salah satu kepanitiaan
terbesar di kampus. Anehnya, setiap waktu diklat panlap, aku selalu sakit. Akhirnya,
aku memutuskan mengundurkan diri.
Dan
dekat-dekat ini, sebenarnya aku terlibat dua hal, terkait komunitas mengajar
dan unit sastra yang kuikuti. Kebetulan, ada teman satu jurusan yang juga
mengikuti keduanya dan sangat aktif. Sekitar dua hari yang lalu, temanku sebut
saja X mengajakku bicara tentang keterlibatanku. Dia memberiku nasihat, tentang
aku yang tiba-tiba menghilang. Aku pun cukup kaget karena dia membahas hal ini.
Diakhir, dia mengajakku untuk ikut acara penerimaan anggota baru unit. Sudah aku
niatkan untuk datang, tapi akhirnya aku tidak datang. Sampai aku tidak membalas
chat dari X pada siang hari menjelang
acara dimulai. Bahkan beberapa hari sebelumnya aku tiba-tiba tidak jadi
mengikuti wawancara dan microteaching
untuk menjadi pengajar anak SMP, SMA. Berbeda dengan cerita sebelumnya, semua
terjadi bukan karena aku sibuk, tapi karena aku MAGER! Dan selalu, diakhir aku
merasa menyesal dan baru sadar bahwa hanya karena mager, aku kehilangan semua
kesempatan itu, dan berujung pada penyesalan.
Aku
cerita pada Mama, dan Mama memberiku beberapa nasihat.
Satu yang terpenting adalah motivasi, sebab pendirian seseorang tidak akan mudah goyah jika ada pilar motivasi dibalik semua itu.Bahkan Mama sampai bercerita bahwa waktu SMA, Mama sampai rela pulang sekolah jalan kaki demi bisa beli es dawet durian. Sederhana memang, tapi motivasi yang kuat itu yang utama.
Maka,
kawan-kawanku semua, jika kalian sama sepertiku, masih sering terserang mager,
yuk coba bangkit! Mulai coba banyak hal, cari apa yang kamu suka, kembangkan
hobi yang dimiliki, karena masa muda yang kita miliki benar-benar sangat
berharga.
Apabila
kamu sama sepertiku, yang lebih cenderung pada hal akademik dibandingkan
non-akademik, menurutku tidak masalah.
Jangan terlalu bandingkan dirimu dengan mereka yang bisa aktif berorganisasi dan melibatkan diri dalam kegiatan non-akademik namun kualitas akademiknya juga bagus. Itu potensi yang dia miliki, dan kamu punya potensimu sendiri.Akan tetapi, jika kamu ingin mencoba untuk bisa menyeimbangkan keduanya, selamat berjuang! Semoga sukses!
Intinya
adalah, setiap diri dari kita itu berpotensi. Dan virus mager bila terus
dipelihara bisa menurunkan potensi yang kita miliki. Nah, pilihan ada pada kita:
mau berdiam diri membiarkan potensi terus terkikis atau berjuang menjadi versi
terbaik dari diri sendiri? Tentukan pilihanmu…. Sekarang!
0 komentar:
Posting Komentar