Setiap
manusia pasti menginginkan yang terbaik dalam hidupnya, dan mereka punya tujuan
yang ingin dicapai. Satu tujuan tercapai, tercipta tujuan yang lain. Bahkan
bagi beberapa orang, membuat rencana jangka panjang itu hal yang sangat
penting. Aku lebih suka membuat rencana jangka pendek, rencana tahunan.
Biasanya kubuat list dan kusimpan
untuk diriku sendiri. Saking fokusnya pada rencana yang dibuat, terkadang
membuat kita sebagai manusia terlalu terpuruk ketika hidup tidak berjalan seperti
yang kita inginkan. Mungkin beberapa orang belum bisa menerima dengan sepenuh
hati tentang ujaran bahwa Allah tau yang terbaik. Aku pribadi, aku sangat
percaya akan hal itu. Kenapa? Aku percaya karena suatu pengalaman berharga yang
kualami beberapa tahun yang lalu.
Aku
suka banget menulis. Aku mulai menulis sejak kelas 2 SD. Aku suka banget
dongeng tentang putri dan kerajaan, dan hal-hal fantasi lainnya. Aku menulis
apapun yang aku lihat, apapun yang aku rasakan. Kalau bisa dikumpulkan, buku
diariku pasti banyak banget, belum ditambah buku tulis yang biasa aku pakai
untuk membuat cerpen atau cerita yang lebih panjang.
Aku
mulai serius menulis ketika SMP. Aku punya suatu tujuan yang bisa disebut itu
tujuan yang sangat penting. Aku ingin bisa menerbitkan cerita yang aku tulis.
Kebetulan aku tau kalau Penerbit Mizan membuka lini yang merima naskah
anak-anak yaitu KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) dan lini yang menerima naskah
remaja yaitu PBC (Pink Berry Club). Awalnya aku menulis dengan tujuan tembus
lini KKPK, tapi aku sudah berumur 13 tahun sehingga aku tidak bisa mengirim ke
sana. Akhirnya naskah yang kutulis hampir 2 tahun, dengan revisi yang sudah
tidak terhitung lagi, dengan bantuan Papa yang bolak-balik kirim bahan revisi
lewat email karena waktu itu beliau kerja di tempat yang jauh, akhirnya naskah
itu selesai. Aku ke tempat rental komputer untuk nge-print lalu ke kantor pos sendiri. Aku ngirim naskah itu akhir bulan
Desember tahun 2013, ketika aku kelas 3 SMP.
Sejak
ngirim naskah itu, aku tidak pernah melewatkan sehari memikirkan bagaimana
nasib naskahku itu di meja editor. Aku bolak balik telepon ke sana untuk
menanyakan status naskah, sampai Mama marah karena hal itu bikin aku tidak
fokus sekolah, padahal waktu itu hampir UN SMP. Kata Mama, kalau waktunya
pengumuman juga pasti bakal dikasih tau. Ya sudah, aku berusaha sabar.
Sudah
hampir setahun naskah aku tidak kabar. Mending kalau ada kabar, sekalipun
ditolak, ini tidak ada kabar sama sekali. Akhirnya aku telepon lagi ke sana dan
ternyata naskah aku nyasar. Jadi naskah aku nyasar ke lini KKPK, dengan antrian
ke meja editor yang lebih panjang, dan mungkin bakal langsung ditolak karena
umurku udah lewat dari ketentuan. Kata petugas yang ngangkat telepon aku,
naskah aku bagus untuk KKPK. Entah kenapa aku langsung berpikir, mungkinkah
tidak cukup bagus untuk PBC which means
naskah aku ditolak? Ternyata katanya masih harus beberapa bulan di meja editor.
Aku mencoba sabar, dan aku menunggu lagi, dari awal.
Sekitar
7 bulan kemudian, ketika aku sedang buka email, ada satu pesan dan aku
deg-degan banget waktu baca judulnya karena itu berkaitan dengan pengumuman
naskah PBC dan aku masih inget gimana speechless-nya
aku pas tau naskahku bakal terbit! Mama senang banget pas denger itu, apalagi
Papa. Benar-benar dream comes true!
Dan akhirnya… buku solo pertamaku yang berjudul A Dreamer And The Hard Life resmi terbit Oktober 2014, waktu aku kelas 2 SMA. Menunggu 2 tahun itu… terasa sangat lama buat aku. Untungnya sejak aku kecil, Mama selalu mengajarkan tentang mencari hikmah dibalik segala hal yang terjadi. Karena kalau kita tau hikmah dibalik semua itu, kita bakal nangis, terharu, kita bakal sadar kalau Allah tuh sayang banget sama kita.
Jadi
aku berjilbab Alhamdulillah ketika aku naik kelas 2 SMA. Dan ketika aku kirim
naskah itu aku pakai fotoku yang belum pake jilbab. Sebelum terbit, aku
dibolehin untuk ganti foto, kalau mau. Karena waktu itu aku sudah pakai jilbab,
aku kirim fotoku yang sudah pake jilbab. Sampai sekarang aku masih tidak bisa
membayangkan gimana kalau buku itu langsung terbit saat itu juga, atau terbit
ketika aku belum pake jilbab dan fotoku yang belum berjilbab itu tersebar luas
dan ratusan bahkan mungkin ribuan orang melihat, sudah sebanyak apa dosa yang
harus aku tanggung.
Ketika
aku sadar hal itu untuk pertama kali, aku nangis sejadi-jadinya. Aku yakin aku
bakal stress kalau aku terus terusan dihantui dosa-dosa yang sebanyak itu dan
bakal terus bertambah bahkan ketika aku udah di alam kubur sekalipun.
Kadang kita ngerasa Allah jahat, tidak adil, padahal Dia sedang berusaha melindungi kita dari hal yang bisa jadi akan kita sesali nantinya. Allah tidak pernah berkata tidak. Dia akan selalu mengabulkan permintaan hamba-Nya, atau memberi yang terbaik, karena hanya Dia yang tau apa yang terbaik untuk kita.