Fur
Alice
Dinginnya udara musim salju menusuk kulitku, membuat
kedua tanganku semakin erat meringkuk tubuhku yang mungil. Aku masih merasa
cukup nyaman di sini, ditengah kerumunan orang yang mengeluh, karena acara orkestra
yang mereka tunggu-tunggu
belum juga mulai.
Aula menghangat perlahan. Kurasa, aku akan menonton
orchestra ini sampai selesai. Bukan karena ingin numpang menghangatkan diri,
melainkan karena ada seseorang, seseorang yang begitu istimewa. Seseorang yang
selalu membuat jantungku berdetak lebih cepat ketika menatapnya, seseorang yang
selalu membuatku senyum-senyum sendiri saat mengingatnya.
Seseorang berjas hitam keluar dari balik panggung, berjalan
pelan menghampiri piano hitam di tengah panggung, lalu mulai memainkan sebuah
lagu. “Untuk Beethoven, ini Fur Elise. Tapi untukku, ini Fur Alice,” ucapnya
setelah memainkan lagu itu, dengan tangan terangkat, mengarah ke arahku. “Ich
liebe dich, Alice.”
M
Tepat 123 kata, ditambah judul jadi 125 kata, karya ini kupersembahkan sepenuh jiwa untuk tantangan #FiksiLaguku :)
0 komentar:
Posting Komentar