Judul Buku : The Girl On The
Train
Nama Pengarang : Paula Hawkins
Penerjemah : Ingrid Nimpoeno
Penyunting : Rina Wulandari
Nama Penerbit : Noura Books
Ketebalan Buku : 431 halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, Agustus 2015
Cetakan II, September 2016
The
Girl On The Train merupakan novel thriller pertama yang ditulis Paula Hawkins,
menceritakan tentang seorang wanita bernama Rachel yang setiap hari berpergian
naik kereta, melewati depan rumah nomor lima belas yang selalu mengundang
perhatiannya. Rumah tersebut dihuni sepasang suami-istri yang menurutnya nyaris
sempurna, hingga suatu tragedi terjadi dan tidak hanya mengubah seluruh
pandangannya tentang sepasang suami istri itu tetapi juga mengubah hidupnya
sejak dirinya memutuskan ikut campur dalam mencari tau kebenaran dibalik
tragedi yang terjadi.
Sebagai
seorang penulis Paula Hawkins sangat apik dalam menyusun rangkaian plot dari
awal hingga akhir. Alur maju mundur dengan disertai keterangan waktu membuat
pembaca mudah menikmati setiap peristiwa yang terjadi. Tidak hanya lihai
menyusun plot, Paula Hawkins juga lihai dalam merangkai narasi yang sangat
mendominasi sehingga membantu pembaca dalam membangun imajinasi yang begitu
kaya. Penggambaran sosok Rachel yang seorang alkoholik sangat mendalam, begitu
pula sosok Megan dan Anna yang muncul dengan karakter yang mampu membuat
pembaca geram tapi juga mengundang simpati. Meskipun sangat minim dialog,
cerita yang disampaikan terasa cukup hidup.
Sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang ke-aku-an dan ke-dia-an. Ide Paula
Hawkins untuk mengganti pemeran ‘aku’ beberapa kali sepanjang cerita merupakan
ide yang cerdas. Ide ini memberi kesempatan bagi pembaca untuk lebih mengenal
karakter tokoh wanita; Rachel, Megan, dan Anna sekaligus membuat pembaca
tertarik untuk ikut menyelidiki dalang dibalik tragedi yang terjadi. Akhir
cerita yang diluar dugaan membuat cerita ini sulit dilupakan dan mampu membuat
pembaca menyesal karena buru-buru selesai menikmati cerita ini.
Sebagai
novel thriller, The Girl On The Train menyuguhkan cukup banyak kejutan dari
pertengahan cerita hingga akhir. Bukan lewat adegan-adegan yang terlalu sadis
tetapi lewat munculnya petunjuk-petunjuk kebenaran tragedi yang jauh dari
perkiraan para pembaca. Buku ini pantas mendapat rate D (dewasa) karena
beberapa gambaran adegan dewasa meskipun tidak seerotis penggambaran di film.
Jika
Anda menyukai akhir hidup yang bahagia dari sebuah cerita, jangan berharap hal
yang sama dari buku ini. Dari awal, dibandingkan kebahagiaan, cerita lebih
didominasi kesedihan yang bahkan tersirat di balik penggambaran kehidupan
keluarga kecil yang bahagia. Akhir cerita terfokus pada kisah hidup Rachel
sebagai tokoh utama, dan Anna yang ikut terlibat dalam adegan penyelesaian
kasus.
0 komentar:
Posting Komentar